
Sebelum menulis kisah ini, hal pertama yang kulakukan adalah menyalahkan laptop lalu beranjak menuju dapur mengaduk segelas kopi dan setelah itu menyetel lagu kesukaanku di Youtube.
Meski berprofesi sebagai seorang Jurnalis namun sejujurnya menulis kisah sendiri itu jauh lebih sulit ketimbang menulis sebuah naskah berita. Makanya hal diatas terlebih dahulu ku lakukan karena butuh konsentrasi penuh.
22-24 November kemarin, Mamuju Mengajar menggelar kegitan Sharing Is Caring di Desa Bela-Kopeang, Tapalang, Mamuju yang memang sudah menjadi agenda tahunannya menyentu daerah yang sulit dijangkau.
Perjuangan dalam mensukses kegiatan Sharing Is Caring ini begitu luar biasa. Suka duka bersama kurang lebih 50 relawan, baik driver dan navigator Indonesian Off-Road Federation (IOF) Pengurus Cabang (Pengcab) Mamuju, dan MJF Polman, dengan sendirinya terkemas dalam bingkai kekeluargaan yang begitu hangat meski baru mengenal satu sama lain. Samua satu rasa tak ada yang dibeda-bedakan.
Perjalanan kemarin membuka mata dan fikiran saya bahwa di Sulawesi Barat dan Mamuju pada umumnya masih banyak sekali orang-orang yang begitu peduli dengan daerah ini, begitu peduli dengan nasib bangsa ini.
Dengan ikhlas mereka rela meninggalkan pekerjaan, keluarga sementara waktu serta merogo koceh untuk turun tangan langsung dalam gerakan cerdaskan anak bangsa ini. Orang-orang ini hatinya sunggu muliah Tuhan.
Mereka seolah tak peduli dengan akses jalan yang menuju dua Desa itu begitu menantang dan memakan waktu seharian. Mereka melawan rasa takut ketika kendaraan yang ditumpanginya berjibaku melewati tanjakan yang bebatuan, turunan dan jalan yang licin dan kubangan lumpur. Mereka saling menguatkan ketika mobil yang ditumpangi mengalami kendala ditengah hutan. Mereka saling mengenggam ketika harus kembali berjalan kaki.
Dalam perjalanan tiga hari ini, meski wajah-wajah mereka sudah begitu lelah, namun saya tak pernah mendapati raut wajah yang menunjukkan eskpresi penyesalan ikut dan harus menderita mensukseskan kegiatan ini. Yang kulihat tawa lepas dari mereka ketika yang lainnya sedang melempar candaan padahal dalam kondisi sangat lelah.
Semua lelah dan sakit karena berapa kali terjauh dari motor yang saya pakai rasanya hilang ketika melihat senyum mereka. Seolah memberi isyarat untuk tetap semangat melanjutkan perjalanan.
Dan setibanya dilokasi tujuan, semuanya begitu bersemangat menjalankan beberapa agenda kegiatan yang ada. Respon positif dari masyarakat dan antuasias para siswa menyambut kegiatan ini sunggu luar biasa. Dari pagi hingga malam dan kembali pagia lagi, kegiatan yang dipusatkan di lapangan SDN Bela, Kopeang tak pernah sepih.
Disela-sela waktu istirahat, mereka para relawan yang seharusnya beristirahat mengumpulkan tenaga sudah terkuras, memilih tinggal untuk bersamain bersama anak-anak Desa. Anak-anak desa seolah menjadi obat penghilang rasa lelah.
Kedatangan kami disambut begitu hangat. Dan ketika kembali masyarakat berjejeran dipinggir jalan keluar dari rumah melambaikan tangan, menandahkan perpisahan serte meneriakkan selamat sampai tujuan dan jangan lupa datang kembali.
Perjalanan tiga hari ini takkan terlupakan dalam hidup sebagai orang yang memilih aktif menjadi seorang relawan dunia pendidikan meski baru seumur jagung. Saya sangat bersyukur dan bangga dapat mengenal kalian semua. Saya begitu bahagia akhirnya ikut dalam kegiatan ini.
Terimakasih Mamuju Mengajar, terimakasih relawan yang luar biasa, terimakasih IOF Pengcab Mamuju, dan MJF Polman, terimakasih masyarakat Desa-Kopeang telah begitu hangat menyambut kami dan terimakasih untuk semua yang terlibat. Sampai ketemu di kegiatan-kegiatan kevolunteeran selanjutnya!!!!
Hormatku untuk kalian semua
Zulkifli – Tim Dokumenter Mamuju Mengajar