
Mamuju Mengajar beberapa waktu lalu telah melakukan rekruitmen relawan baru.
Sekira 50-an relawan dari latar belakang yang beragam dipastikan akan memberikan edukasi dan motifasi kepada siswa di sekolah dasar yang dianggap masih termarjinalkan.
Akhir pekan kemarin, puluhan relawan telah mengikuti briefing perdana di Gedung Pemuda Mamuju, sekaligus membahas rencana program pendampingan selama satu tahun di Sekolah Dasar Kecil (SDK) Mollo, Desa Pati’di, Kecamatan Simboro, Mamuju.
Alhasil dari pertemuan tersebut, disepakati akhir pekan ini para relawan akan melakukan kegiatan perdana dengan beberapa agenda sekaligus camping di halaman SDK Mollo.
“Jadi kita sepakat melakukan perkenalan dengan masyarakat, guru-guru serta siswa disana (SDK Mollo, red). Kita juga rencana melakukan pemutaran film, bina akrab, baik sesama relawan maupun siswa, kerja bakti serta belajar di alam terbuka,” ucap Koordinator Mamuju Mengajar, Muhammad Saleh, Senin 4 Maret.
Ia juga menjelaskan alasan Mamuju Mengajar menyasar SDK Mollo, karena semangat siswa untuk belajar di sekolah masih sangat rendah.
“Tahun sebelumnya kita telah melakukan pendampingan disana, bahkan pernah menjadi tempat pelaksanaan Kelas Inspirasi edisi spesial bekerjasama dengan salah satu televisi Lokal di Sulbar. Nah setelah itu Pemerintah telah melakukan renovasi sekolah itu. Dan baru-baru ini kami melakukan survey, kehadiran siswa sangat minim yakni hanya 50 persen dari jumlah keseluruhan siswanya,” sambungnya.
Sementara untuk pendampingannya nanti, relawan Mamuju mengajar akan menerapkan tiga model pendampingan yakni; belajar dalam kelas, di alam dan sharing bersama guru.
Pria yang akrab disapa Saleh ini mengaku, pola tersebut berbeda dengan kegiatan Mamuju Mengajar sebelumnya, karena kegiatan ini memakan waktu yang cukup lama, yakni hingga Maret 2020.
“Tentunya, karena masih baru masih banyak hal yang perlu kita perbaiki bersama,” ujarnya.
Dalam briefing tersebut, juga dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Mamuju, St. Manuara, Koordinator Cabang Dispora (KCD) Simboro Abdullah Zakaria, dan juga Kepala SDK Mollo, Ratna.
Sehingga, dalam kegiatan itu Saleh meminta masukan dari Sekretaris Disdikpora Mamuju, KCD Simboro, Kepala SDK Mollo dan juga para relawan agar bagaimana kemudian bisa membuat formulasi yang akan diterapkan di SDK Mollo.
“Hal yang menjadi pokok utama bahwa untuk kegiatan pendampingan di (SDK) Mollo ini secara ilmiah, berbasis data. Jadi kita akan ukur kinerja bagaimana posisi nol kita sebelum kita turun mendampingi disana. Kita akan ukur bagaimana hasil kerja pendampingan tersebut setiap enam bulan sekali,” paparnya.
Sementara itu, KDC Simboro, Abdullah Zakaria menyampaikan acuan bahan ajar saat ini yang berlaku yakni kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum ini merupakan hal yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006.
Dalam K-13 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku.
“Olehnya itu melalui kegiatan ini saya sangat mengharapkan bagaimana mendorong kurikulum 2013 ini supaya tuntas di 2019 ini,” bebernya.
Sekretaris Disdikpora Mamuju, St. Manuara, mengakui di Ibukota Sulbar ini masih kekurangan guru, termasuk di daerah terpencil, sehingga ia sangat mengapresiasi kegiatan yang akan dilakukan Mamuju Mengajar ini.
“Kami dari Dispora beserta seluruh perangkat sangat memiliki keterbatasan dengan kurangnya guru-guru kita disini,” ungkapnya.
Ia menuturkan, di SDK Mollo hanya Kepala Sekolahnya saja yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara tenaga pendidiknya hanya berstatus sebagai sukarela dan kontrak.
“Itupun tidak dibekali ilmu keterampilan mengajar yang begitu bagus, karena mereka rata-rata lulusan SMA bahkan SMP. Itu karena keterbatasan tenaga,” ucap St. Manuara.
Pada kesempatan tersebut, ia juga meminta kepada relawan dan koordinator Mamuju Mengajar, agar saat melakukan pendampingan kepada siswa di SDK Mollo, juga memprioritaskan pendidikan karakter.
“Bagaimana mengatar anak-anak kita, sehingga mereka mempunyai karakter, akhlak
yang bagus yang bisa mengatar dunia pendidikan kita jadi lebih baik. Karena pendidikan karakter harus mulai dari usia dini,” pintanya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan semacam ini dapat memajukan dunia pendidikan di Mamuju, apalagi didaerah – daerah terpencil.
“Saya kira sulit menemukan remaja-remaja yang rela berkorban mengabadikan dirinya demi kemajuan pendidikan di daerah kita. Mudah-mudahan dengan kehadiran adik-adik, anak-anak kita di SDK Mollo dapat lebih maju lagi,” imbuhnya. (FIR)