
Bismillah… Itulah kalimat pertama yang kugumamkan ketika akan memulai perjalanan menuju Desa Bela-Kopeang bersama teman-teman relawan lainnya.
Dalam perjalanan banyak melalui jalan berkelok-kelok yang disisinya ada jurang. Tapi tenang saja, kita bersama driver dan navigator indonesian off Road Federation (IOF) yang memiliki skill yang luar biasa.
Dalam perjalan kami, cuaca mulai tidak bersahabat (hehehehe Kalau mau bersahabat, kenalan dulu, ajak ngopi bareng, bayarin) membuat hati saya mulai goyah, resah gelisah ditambah lagi salah satu mobil terjebak masa lalu. Eh salah! terjebak di anak sungai, yang tidak tanggung-tanggung butuh waktu lama kita berada ditempat itu.
Malam pun tiba. krik…krik…krik… Suara jangkrik mulai terdengar jelas ditelinga, tapi semangat teman-teman yang tak padam buat saya ikut semangat walau harus diuji dengan kata sabar.
Malam semakin larut ditambah seekor lebah bersama teman temannya ikut didalam mobil kami. tanpa sadar saya katakan, “Lebih ngeri ka‘ dengan ini lebah dari pada jalanan ke Kopeang,”. Mungkin lebahnya jengkel, saya pun diberi kenangan olehnya. Disengat. Saking nyerinya netesLah air mataku. Sumpah nyeri sekali.
Sambil menahan nyeri sengatan lebah, sesekali saya melihat jam tangan. Waah! Kita sampai jam berapa ini? tapi kata salah satu teman, ini belum seperduanya perjalanan dek.
Perjalanan masih jauh. Sekira pukul 23:00 kami dan beberapa teman lainnya memutuskan istirahat agar perjalanan esok harinya kondisi fisik dan mental tetap fit dan kuat.
Keesokan harinya, setelah sarapan kita melanjutkan kembali perjalanan dengan berjalan kaki. Mobilnya susah move on terjebak lagi dikubangan lumpur. “ayo mi jalan e, sekitar 3 km ji ini kesana dekat mi.” kata salah satu teman. Ya Allah setelah ikut jalan, lihat aplikasi di handphone lewat mi 3 km berjalan kaki belum peki sampe,” sebutku berceloteh.
Dijalan kami ketemu salah satu warga, dia bilang masi ada sekita 5 km ini ke Kopeang. mendengar itu dalam hati saya berkata, “wihh hebat mentong ini yang ajak jalan e 3 kilo ji bede na ini hampir meki berapa kilo jalan tidak sampe sampe peki,.
Tak jauh meninggalkan Dusun Salumayang Desa Bela, tiba-tiba muncullah sang penyelamat. Mobil Cherokee matic buatan Amerika tahun 1997 dengan kekuatan mesin 4600cc, kekuatannya 3 kali lipat mobil avanza, datang menjemput kami yang memag sudah lelah berlajalan kaki. Dialah membawa kami sampai ketempat tujuan, Kopeang.
Ohiya, kesanku dalam kegiatan ini. hmm…luar biasa ikut dalam kegiatan Sharing Is Caring ini. Ini adalah pengelaman yang berhrga yang sulit didapatkan oleh kebanyakan orang. Capek, nyeri di sengat lebah dan harus berjalan berkilo-kilo adalah bumbu dari perjalanan ini.
Sama sekali tak ada penyesalan. Apalagi ini adalah pengalaman pertamaku ikut dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Saya yang kemarin-kemarin rutinitasnya hanya ruang operasi RS Mamuju, Mess dan Apotik, begitu senang ikut kegiatan ini. Saya seperti memasuki dunia baru dan itu menyenangkan. Punya banyak teman baru, yang baik, hebat dan selalu membawa keceriaan meski sedang lelah.
Terimaksih Mamuju mengajar telah mengikutkan saya dalam kegiatan yang luar biasa ini. Saya tidak kapok, saya akan ikut lagi di Sharing Is Caring berikutnya!
Ana Badeng – Volunteer SIC Bela Kopeang