No comments yet

Survey Gerakan Mamuju Mengajar ke Bela dan Kopeang

Kamis, 10 Oktober 2019 pagi kami meninggalkan Tappalang menuju Desa Bela dan Kopeang kecamatan Tappalang. Meninggalkan pusat kecamatan Tappalang pukul 09.20 dengan menggunakan motor dengan sedikit modifikasi.

Ini merupakan tindak lanjut pertemuan kami dengan Kepala desa Bela pekan lalu di kediaman beliau Tappalang. Setelah meminta ijin secara langsung dan menyampaikan rencana pelaksanaan Sharing is Caring Mamuju Mengajar di Bela dan Kopeang akhir November tahun ini.

Desa Kopeang dan Bela masing – masing berjarak kurang lebih 29 km dan 34 km dari pusat pemerintahan kecamatan Tappalang dan kurang lebih 65-68 km ke pusat pemerintahab kabupaten Mamuju dan Sulawesi Barat. Kedua desa ini merupakan dataran tinggi dengan tinggi wilayah dari permukaan laut 700 – 1000 meter.

DESA KOPEANG

Merupakan desa dengan luas wilayah Terdiri atas 7 dusun dengan jumlah penduduk 872 jiwa yang terdiri dari laki – laki 458 jiwa dan perempuan 414 jiwa. Jumlah rumah tangga 201 rumah tangga. Desa Kopeang memiliki 2 sekolah dasar dengan jumlah siswa 162 siswa. Selain itu terdapat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah siswa 47 orang. Jumlah fasilitas kesehatan di desa ini sebanyak 2 yang terdiri atas Puskesmas Pembantu dan Poskesdes.

Desa Kopeang merupakan wilayah kecamatan Tappalang dan Kabupaten Mamuju yang berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Mamasa. Butuh waktu sekitar 4-5 jam perjalanan dengan kendaraan roda 2 yang di modifikasi untuk mencapai desa Kopeang. Kondisi jalan yang ekstrem menjadi tantangan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses ke pusat pemerintahan kecamatan di Tappalang atau ke Pusat Kabupaten di Mamuju. Jalanan akan menjadi sangat tidak bersahabat ketika musim hujan. Lumpur, lubang yang dalam dan sungai yang banjir menjadi “sahabat sejati” selama ini di wilayah ini.

Setelah melalui perjalanan dari Tappalang kami mendapati sebauh sungai yang agak besar. Menurut warga hartop biasanya hanya sampai disini. Terdapat rakit yang biasa di gunakan warga untuk menyebrang. Kedalam sungai biasanya hanya sampai selutut. Rakit dari Bambu ini digunakan untuk menyeberangkan motor dari sisi sungai ke sisi yang lainnya. Kondisi jalan yang ektrim merupakan tantangan bagi kami saat perjalanan ini. Kadang jatuh bersama dengan motor saat melawan kejamnya jalanan. Tanah liat bercampur air hujan “berkoalisi” membetuk lumpur. Hijaunya pepohonan dan kabut menjadi hiburan perjalanan survey kali ini.

Perjalanan pertama kami menuju ke Desa Bela. Mengambil simpangan ke kanan. Sampai di Desa Bela kami disambut Kepala Dusun. Setelah menyampaikan maksud kedatangan. Melakukan survey lokasi sharing is Caring Mamuju Mengajar. Selain itu kami juga menyampaikan sudah bertemu kepala Desa Bela beberapa hari sebelumnya. Kepala Dusun memberikan respon positif rencana kegiatan yang akan kami laksanakan di desa ini. Setelah bercerita panjang lebar banyak hal kami mulai melakukan wawancara singkat kepada kepala dusun dan beberapa masyarakat terkait kondisi wilayah dan situasi pendidikan di desa Bela. Setelah itu melakukan survey ke beberapa spot fasilitas desa seperti kantor Desa, Masjid dan Sekolah Dasar

Setekah itu kami menuju Sekolah Dasar kecil Sandauhai. Kondisi bangunan disekolah ini cukup memprihatinkan. Plafon sekolah mulai berjatuhan dan nampak berlubang di sana – sini baik di dalam maupun di luar kelas Selanjutnya kami menuju sekolah dasar lainnya. SDN Salumayang. Kami di sambut dengan sangat hangat oleh pihak sekolah.

Sekolah ini memiliki 3 ruangan kelas  dengan jumlah siswa 38 siswa. Berdasarkan wawancara singkat dengan siswa dan guru sekolah ini kurang aktif tergantung kehadiran guru di sekolah. Ketersediaan guru dan pendidik menjadi salah satu problem klasik di daerah dan hampir berlaku diseluruh negeri bukan hanya di Mamuju.

Permasalahan – permasalahan ini membutuhkan penanganan secara khusus dan spesifik khususnya daerah daerah dengan akses transportasi yang sulit dan ketiadaan akses komunikasi. Hujan yang menyapa desa Bela membuat perjalanan kami terhenti ke salah satu rumah warga. Momen ini kami jadikan untuk menggali lebih dalam kondisi desa kepada warga

Setelah hujan mulai bosan menyapa bumi kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Kopeang yang berjarak kurang lebih 7 Km dari desa Bela. Jalanan licin bekas air hujan menjadi tantangan perjalanan kami. Kami langsung menuju sekolah,

Nama sekolah SD Inpres Bela. Ini agak lucu soalnya desa ini adalah desa Kopenag tapi nama sekolahnya SD Inpres Bela. Usut punya usut desa Kopeang ternyata merupakan desa pemekaran dari Desa Bela Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas dan 6 rombel. Sarana dan prasarana di sekolah ini lebih baik dibandingkan 2 sekolah sebelumnya.

Ketersediaan tenaga pendidik juga lebih banyak di SD ini. Khusus untuk kelas 1 dan 4 telah menggunakan Kurikulum 2013 dalam prses belajar mengajar. Adapun kelas 2,3,5 dan 6 masih menggunakan KTSP. Tenaga pendidik sebanyak 8 orang dengan rincian 4 orang PNS, 1 Orang Tenaga kontrak dan 3 orang tenaga sukarela.

Setelah melakukan survey di sekolah dan mendapatkan data – data singkat maka kami menuju kantor Desa untuk bertemu dengan Kepala Desa Kopeang.

Kami disambut dengan hangat oleh bapak Kepala Desa Kopeang dan memberikan Respon yang sangat positif atas rencana Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar Yang diagendakan dilaksanakan di desa Bela atau Kopeang di akhir bulan November tahun 2019

Berdasarkan survey yang kami laksanakan selama 2 hari di Desa Bela dan Kopeang Kecamatan Tappalang, masih terdapat beberapa problem dan permasalahan terkait akses pendidikan di kedua desa tersebut.

Hormat kami

Tim Survey Hamar Al Mujahid dan Muh. Hadi Sudirja (Volunteer Mamuju Mengajar)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Data Sekolah :

 

 

 

Post a comment